Apa Itu Volatilitas? Ini Strategi Investasi di Tengah Volatilitas

SoPasti.Com

Apa Itu Volatilitas Ini Strategi Investasi di Tengah Volatilitas

Ajaib.co.id – Apa itu volatilitas? Volatilitas merupakan istilah yang sering digunakan di industri keuangan. Volatilitas ini digunakan untuk menggambarkan sebuah perubahan besar baik berupa kondisi naik maupun turunnya kondisi harga aset keuangan secara khusus. Hal ini terjadi dalam periode waktu tertentu.

Pengertian Volatilitas

Jadi, apa itu volatilitas? Secara pengertian, volatilitas adalah ukuran statistik yang menunjukkan penyebaran imbal hasil sekuritas atau indeks pasar tertentu.

Pada umumnya, semakin besar volatilitas maka menunjukkan makin besar juga risiko dari sebuah produk atau aset investasi. Selain itu, volatilitas juga bisa diartikan sebagai indikator yang digunakan untuk menunjukkan stabilitas pasar keuangan.

Bahkan volatilitas pun bisa dipahami sebagai market mood. Karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kondisi volatilitas yang tinggi umumnya direspons dengan penurunan atau kenaikan harga-harga secara tajam. Sementara saat volatilitas sedang rendah, hal ini memiliki arti kondisi pasar keuangan cenderung sedang tenang. Sehingga baik pembeli maupun penjual tidak sedang mendominasi perdagangan.

Sementara itu, di pasar sekuritas, volatilitas adalah istilah yang dikaitkan dengan perubahan besar yang terjadi di kedua arah. Contohnya, saat indeks saham naik atau turun dengan nilai lebih dari 1% pada satu periode waktu yang cenderung singkat, maka bisa dikatakan pasar saham tengah volatil atau mengalami volatilitas.

Volatilitas ini biasanya dihitung oleh investor dengan mempertimbangkan beberapa hal. Di antaranya, harga saham di masa lalu hingga melakukan perhitungan secara historis. Untuk menghitung volatilitas biasanya menggunakan varians dan deviasi standar.

Baca Juga: Faktor Penyebab Harga Saham Turun, Investor Wajib Tahu

Penyebab Volatilitas

Setelah mengetahui apa itu volatilitas, pertanyaan berikut yang mungkin muncul adalah apa penyebab volatilitas. Nah, terdapat banyak hal yang bisa membuat volatilitas di pasar keuangan terjadi. 

Pada umumnya, volatilitas disebabkan oleh adanya bencana alam, kondisi ekonomi dan politik, kinerja sebuah perusahaan, hingga faktor industri dan sektor.

Terkait faktor ekonomi dan politik, hal ini disebabkan pemerintah mempunyai peran utama untuk memengaruhi kondisi pasar. Hal ini bisa dilihat dari pemerintah yang memiliki kewenangan pengambilan kebijakan di sebuah negara hingga undang-undang yang baru disepakati oleh DPR ini bisa memberikan pengaruh pada kondisi pasar keuangan.

Selain itu, pidato kepresidenan sampai situasi pemilu juga bisa menjadi faktor pemicu volatilitas di pasar.

Kemudian, adanya data-data perekonomian berupa data inflasi, data pertumbuhan ekonomi atau laju PDB yang diumumkan per kuartal pun bisa memengaruhi kinerja pasar.

Di lain sisi, adanya peristiwa tertentu yang terkait dengan industri atau sektor tertentu turut bisa menyebabkan kondisi volatilitas.

Misalnya saja, pada sektor minyak dan gas, ada peristiwa cuaca yang ekstrem di daerah penghasil minyak yang penting. Kondisi ini bisa menimbulkan harga minyak yang naik.

Hal ini pun mengakibatkan harga saham perusahaan yang terkait dengan distribusi minyak mengalami kenaikan yang diharapkan akan diuntungkan, Sementara itu, untuk harga saham perusahaan yang mempunyai biaya minyak tinggi dalam bisnisnya bisa mengalami penurunan.

Baca Juga: Menentukan Time Frame Trading Saham yang Tepat

Strategi Investasi di Tengah Kondisi Pasar yang Volatil

Tentunya harus ada strategi tertentu saat pasar sedang menghadapi kondisi volatil ini. Mengutip dari kompas.com, pasar keuangan dunia saat ini masih menunjukkan kondisi yang volatil. Namun, dilihat berdasarkan sentimen dari dalam negeri memperlihatkan optimisme proses pemulihan perekonomian Indonesia di tahun 2022 ini.

Masih mengutip dari kompas.com, memang dalam mendukung tujuan finansial yang stabil, perlu adanya strategi investasi yang dilakukan, apalagi ketika pasar tengah bergejolak. Salah satu caranya yakni, dengan mengatur ulang portofolio investasi.

Saat ini tekanan dari global memang masih besar pengaruhnya terhadap pasar keuangan domestik. Terdapat tiga faktor utama yang masih mempengaruhi pasar global yakni, tekanan inflasi, suku bunga, hingga pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami 3 faktor utama ini dalam membaca situasi dan berinvestasi.

Sementara itu, dari dalam negeri, setidaknya ada enam faktor yang mendukung sinyal penguatan perekonomian Indonesia. Terdiri dari inflasi yang relatif terkendali, posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas, peran penting new economy, ekspansi ekonomi Indonesia, valuasi aset finansial yang menarik, hingga kepemilikan asing yang cenderung rendah.

Untuk investor yang ingin memanfaatkan peluang pertumbuhan pasar domestik bisa memanfaatkan investasi lewat reksa dana saham. Karena sebaiknya portofolio investor tetap terdiversifikasi dengan melakukan penambahan alokasi untuk instrumen investasi yang berisiko rendah.

Misalnya, lewat reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang. Selain itu, investor juga tetap harus melakukan antisipasi kondisi pasar global yang volatil.

Terkait jumlah porsi penempatan investasi pada reksa dana saham, pasar uang, hingga pendapatan tetap perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing investor. Dengan tetap memperhatikan faktor berupa tujuan investasi, jangka waktu investasi dan kebutuhan likuiditas yang berkaitan erat dengan toleransi risiko.

Karena dengan mengetahui perkembangan pasar terkini serta melakukan penyesuaian pada komposisi portofolio, investor diharapkan bisa merealisasikan berbagai tujuan keuangannya di masa yang akan datang. 

Selain itu, pastikan untuk selalu memiliki kesabaran dan kecermatan dalam mengawasi portofolio investasi. Kesabaran ini memiliki arti bahwa kamu secara mental sudah siap untuk menghadapi kondisi pasar dan dampaknya terhadap investasimu. 

Apabila kamu mempunyai beberapa sinyal yang diikuti, dan memiliki rencana untuk uang tersebut, kamu harus selalu menyediakan uang tunai untuk membeli investasi ketika pasar sedang bergerak lebih rendah. Saat penurunan besar terjadi, kamu harus bersiap dengan mengumpulkan uang tunai untuk mencegah kerugian besar yang akan menjatuhkan portofolio milikmu.

Penurunan sebetulnya akan berlalu dan kamu harus memiliki uang di tangan untuk mengakumulasi investasi yang baik dengan harga yang lebih rendah. Saat kamu mampu melakukan ini, kamu akan berinvestasi dengan bijak selama masa-masa sulit tersebut dan akan memperoleh manfaat darinya.

via ajaib

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini kadang kala berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dimiliki oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal tersebut, Sobat dapat menghubungi kami disini.