Masker Non-Rebreathing: Cara Kerja dan Kapan Dapat Digunakan

SoPasti.Com

Non-rebreathing mask (NRM) adalah peralatan medis yang dapat membantu memberikan oksigen dalam situasi darurat. Masker ini terdiri dari masker wajah yang terhubung ke kantong reservoir yang diisi dengan oksigen konsentrasi tinggi. Kantong reservoir ini akan terhubung ke tangki oksigen.

Dengan masker yang menutupi hidung dan mulut, katup satu arah mencegah udara yang dihembuskan masuk kembali ke reservoir oksigen. Selama bernapas, katup yang terletak di permukaan masker bagian luar harus selalu terbuka.

Masker non-rebreathing digunakan dalam situasi darurat untuk mencegah hipoksemia, juga dikenal sebagai oksigen darah rendah. Kondisi ini mempengaruhi kemampuan paru-paru Anda untuk menyerap oksigen atau kemampuan jantung untuk memompa darah dapat menyebabkan kadar oksigen menjadi darah rendah.

Jika kadar oksigen darah Anda turun terlalu rendah, Kondisi hipoksemia bisa berlanjut menjadi hipoksia yang di mana sel dan jaringan penting Anda tidak dapat berfungsi dengan normal.

Selain digunakan pada masalah gangguan pernapasan seperti hipoksemia, masker non-rebreathing juga dapat digunakan pada kondisi setelah cedera traumatis, menghirup asap, atau keracunan karbon monoksida untuk menjaga kadar oksigen darah dalam kisaran normal.

Masker Non-Rebreathing: Cara Kerja dan Kapan Dapat Digunakan

Bagaimana Cara Kerja Masker Non-rebreathing?

Masker non-rebreathing untuk terapi oksigen ini pas di mulut dan hidung Anda dan menempel dengan tali karet di sekitar kepala Anda. Masker ini terhubung ke kantong reservoir lalu diisi dengan oksigen konsentrasi tinggi. Masker ini memiliki sistem katup satu arah yang mencegah oksigen yang dihembuskan bercampur dengan oksigen di kantong reservoir. Saat Anda menarik napas, Anda menghirup oksigen dari kantong reservoir. Udara yang dihembuskan keluar melalui ventilasi di sisi topeng dan kembali ke atmosfer.

Masker ini memungkinkan Anda menerima konsentrasi oksigen yang lebih tinggi dibandingkan dengan masker standar seperti masker biasa dan selang kanula yang umumnya hanya digunakan untuk peningkatan kadar oksigen dalam jangka pendek.

Masker non-rebreathing tidak umum digunakan karena memiliki beberapa risiko seperti gangguan aliran udara dapat menyebabkan gagal napas. Selain itu juga berpotensi tersedak jika muntah saat mengenakan masker jika Anda dibius atau tidak sadarkan diri. Penyedia layanan kesehatan biasanya tetap hadir selama penggunaan jenis masker ini.

Baca artikel lainnya

Perbedaan Masker Non-rebreathing dengan Masker Sederhana

Masker non-rebreathing dapat memberikan antara 60 persen hingga 99 persen oksigen pada laju aliran antara 10 hingga 15 liter/menit (L/menit). Masker ini berguna dalam situasi ketika orang memiliki tingkat oksigen darah yang sangat rendah, karena dapat dengan cepat mengirimkan oksigen tambahan kedalam tubuh.

Dibanding dengan masker non-rebreathing, masker wajah sederhana biasanya digunakan untuk memberikan oksigen dalam jumlah rendah hingga sedang. Masker sederhana memiliki lubang di sisinya untuk membiarkan udara yang dihembuskan masuk dan untuk mencegah gagal napas jika terjadi penyumbatan.

Apa Itu Masker Non Rebreathing

Masker oksigen sederhana dapat memberikan sekitar 35 persen hingga 60 persen oksigen pada laju aliran 6 hingga 10 L / menit. Ini digunakan untuk orang yang bisa bernapas sendiri tetapi mungkin memiliki kadar oksigen darah rendah.

Masker wajah sederhana tidak memberikan konsentrasi oksigen setinggi masker non-rebreathing tetapi lebih aman jika terjadi penyumbatan. Seorang profesional medis akan membuat keputusan tentang jenis sistem pengiriman oksigen yang dibutuhkan berdasarkan kondisi spesifik yang sedang dirawat dan kadar oksigen darah.

Bisakah Masker Non-Rebreathing Digunakan di Rumah?

Masker non-rebreathing tidak direkomendasikan untuk digunakan di rumah. Masker ini dimaksudkan untuk penggunaan jangka pendek dalam situasi seperti mengangkut orang ke rumah sakit. Masker ini jarang digunakan di luar departemen darurat dan hanya boleh digunakan di bawah pengawasan medis. Jika aliran oksigen terganggu, dapat menyebabkan gagal napas.

Seorang dokter dapat merekomendasikan terapi oksigen di rumah kepada orang-orang dengan kondisi jangka panjang seperti penyakit paru kronis, asma parah, atau cystic fibrosis. Terapi oksigen di rumah dapat diberikan melalui tangki oksigen atau oksigen konsentrator. Terapi oksigen ini sering diberikan melalui kanula hidung atau masker wajah.

Apa Itu Masker Non Rebreathing

Masker non-rebreathing digunakan untuk memberikan oksigen konsentrasi tinggi dalam situasi darurat. Masker ini dapat digunakan dalam kondisi seperti cedera traumatis, setelah menghirup asap, dan dalam kasus keracunan karbon monoksida.

Masker non-rebreathing tidak direkomendasikan untuk digunakan di rumah. Namun, jika Anda memiliki kondisi seperti asma parah yang memengaruhi pernapasan Anda, Anda mungkin mendapat manfaat dari sistem oksigen di rumah. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu tentang sistem oksigen yang tepat untuk Anda gunakan dirumah.

Terapi oksigen dapat dipantau dengan pengukuran kadar oksigen dalam darah menggunakan pulse oximeter. Pengukuran saturasi oksigen dapat memberikan informasi yang akurat tentang kadar oksigen dan denyut nadi. Oximeter dapat menyediakan pemantauan terus menerus dari keadaan kadar oksigen.

Anda dapat berhenti menggunakan terapi oksigen ketika kadar oksigen dalam darah sudah memadai dan dapat menghirup udara tanpa bantuan oksigen tambahan (dengan saturasi oksigen diatas 95%).

https://www.healthline.com/health/rebreathing-mask
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/PRINSIP%20TERAPI%20OKSIGEN.pdf

via galerimedika

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini kadang kala berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dimiliki oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal tersebut, Sobat dapat menghubungi kami disini.