BAB 20 Tidak Tega Melihatnya Menangis

SoPasti.Com

“Berlian, tidak biasanya kamu pulang dari makam orang tuamu kamu menangis seperti ini, sudah nak hapus air matamu orang tuamu akan ikut bersedih bila kamu seperti ini nak” ujar bibi Ami melepas pelukan Berlian beralih menangkup wajah Berlian dan menghapus air matanya.

“Apa kamu sedang ada masalah dengan suamimu nak?”

“Tidak bi, aku dengan Varo baik-baik saja dia memperlakukan diriku dengan sangat baik,” bohong Berlian tidak ingin bibinya mengetahui yang sebenarnya. “aku hanya teringat dengan ayah dan ibu saja” ujar Berlian lagi sambil duduk di kursi ruang tamu.

“Kamu datang kemari dengan siap?, apa nak Varo mengantarmu?”

“Tidak bi, aku kesini naik taksi online, Varo dari pagi sudah berangkat kerja, aku kekamar dulu ya bi sepertinya malam ini aku akan menginap disini” ujar Berlian sambil beranjak menuju kamarnya.

Terdengar suara ketukan pintu yang diketuk oleh seseorang setelah Berlian masuk kedalam kamarnya dengan segera bibi Ami langsung membuka pintu yang tidak tertutup rapat.

“Nak Varo silahkan masuk” ujar bibi Ami ketika Varo sudah berdiri didepan pintu.

“Terima kasih” ucap Varo kemudian masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu saat bibi Ami mempersilahkan Varo untuk duduk.

“Tadi Berlian bilang dia datang sendiri, kenapa nak Varo berada disini?” tanya bibi Ami ketika dirinya ikut duduk di ruang tamu.

“Tadi aku menelepon Berlian, dia bilang sedang berada disini jadi aku menyusulnya setelah pekerjaan dikantor selesai” bohong Varo sebenarnya dirinya sudah berada didepan rumah bibi Ami tidak berselang lama Berlian masuk kedalam rumah bibi Ami.

“Oh begitu, nak Varo ingin minum apa biar bibi buatkan?”

“Tidak perlu bi aku hanya ingin beristirahat dan aku akan menyusul Berlian ke dalam kamar” ujar Varo beranjak dari duduknya menuju kamar Berlian.

Varo langsung masuk kedalam kamar Berlian saat dirinya sudah mengetuk pintu tapi tidak ada sahutan dari dalam kamar. Varo langsung mendekat kearah Berlian yang sedang menelungkup sambil menangis.

“Biarkan aku menangis bi, bibi jangan melarangku lagi, aku tidak tahu apa perasaan ayah dan ibuku di atas sana saat tahu anaknya selalu di bilang wanita malam” ucap Berlian sambil menangis tidak tahu bahwa yang masuk kedalam kamarnya adalah Varo.

“Aku kira kamu tidak bisa menangis” ujar Varo setelah mendengar perkataan Berlian, yang membuat Varo merasa iba dan memancing Berlian agar berhenti menangis, karena selama ini Varo tidak pernah melihat seorang wanita yang menangis di hadapannya.

“Kamu, kenapa kamu berada disini?” tanya Berlian terkejut sambil menatap Varo dan dengan segera menghapus air matanya.

“Apa salahnya, aku suamimu dan aku juga akan menginap disini bersamamu” ujar Varo sambil tersenyum menggoda.

“Apa………..”

“Sssttt” Varo menaruh jari telunjuk di bibirnya mengisyaratkan Berlian untuk diam.

“Kamu tadi bilang sendiri kepada bibi Ami bukan, kalau hubungan kita baik-baik saja, jadi diamlah, apa kamu mau mengecewakan bibi kamu kalau sebenarnya hubungan kita kurang baik, baiklah kalau itu yang kamu mau, aku akan mengatakan kepada bibi Ami yang sebenarnya” ucap Varo lagi memancing Berlian dan melangkahkan kakinya menuju pintu kamar untuk keluar.

“Tunggu, baiklah kamu boleh menginap disini tapi jangan pernah memberitahu hubungan kita yang sebenarnya kepada bibi Ami” ujar Berlian saat Varo akan membuka pintunya membuat Varo langsung tersenyum dan menutup kembali pintu kamar Berlian.

“Apa kamu menguping pembicaraanku dengan bibi?” tanya Berlian penuh selidik.

“Tidak untuk apa aku menguping, kamu sendiri yang bilang aku ini setan edan dan setan itu ada dimana-mana, jelas saja aku tahu tanpa harus menguping” ujar Varo mengingat julukan Berlian kepadanya.

“Bodo amat” ujar Berlian beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

“Kenapa aku tidak tega melihatnya menangis seperti tadi” gumam Varo dalam hati sambil menatap Berlian yang menuju kamar mandi.

“Varo abaikan Berlian ingat tujuan kamu menikah hanya untuk mendapatkan sebagian besar harta milik Iskandar yang tidak akan habis sampai tujuh turunan delapan tanjakan sembilan tikungan dan sepuluh belokan yang sudah mulai satu persatu di percayakan kepadamu setelah kamu menikah dengan Berlian” Varo berbicara sendiri dalam hati, mengingat tujuan awal menikah dengan Berlian.

Bersambung…………..

via nextekno

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini kadang kala berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dimiliki oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal tersebut, Sobat dapat menghubungi kami disini.